Monday, April 24, 2017

Book Review: Fatima's Good Fortune



Judul : Fatima's Good Fortune
Penulis : Joanne & Gerry Dryansky
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Matahati
Tebal : 375 halaman
Cetakan : Maret 2011

Saya mendapatkan buku ini dari lelang Blog Buku Indonesia (lupa kapan persisnya, udah lama banget kayanya sih). Walaupun kertas bukunya menguning dan sedikit bernoda, tapi saya merasa beruntung sekali bisa mendapatkan (dan akhirnya menyelesaikan) buku ini. 

Tadinya saya kira (dan banyak orang lain juga mengira hal yang sama - kalau melihat reviewnya di Goodreads) buku ini termasuk kategori chicklit yang ringan-ringan bikin hepi begitulah, ternyata ceritanya jauh lebih kaya. Fatima's Good Fortune bercerita tentang Fatima dari Djerba di Tunisia yang selalu memiliki nasib tak beruntung, datang ke Paris untuk bekerja kepada Countess menggantikan adiknya yang tewas akibat kecelakaan tertimpa atap gedung apartemen Countess. Tidak seperti Rachida sang adik yang cantik, pandai, dan modis; Fatima lebih konservatif, tak dapat membaca, tak memiliki dokumen imigran resmi, datang ke gemerlap kota cahaya Paris memakai djellaba (jubah tradisional Afrika) berwarna cerah yang mencolok. 





Karakter dalam buku ini banyak, walaupun agak susah menelan semua nyaris sekaligus di awal cerita, namun para karakter berhasil berinteraksi dengan porsinya masing-masing dan menyatu dalam cerita. Buku ini terutama menceritakan perjalanan Fatima yang datang sebagai orang asing yang terasing dari segala hal di kota tujuannya. Ia memiliki satu tekad: mengumpulkan uang untuk pergi ke Wisconsin dan menyelesaikan urusan masa lalu yang mengikatnya. Namun kemudian secara perlahan Fatima menjadi bagian dari Paris, dan Paris menjadi bagian dari dirinya, bersama orang-orangnya. 


Proses perjalanan Fatima menemukan jalan hidupnya di Paris melibatkan banyak hal yang masih relevan dengan berbagai isu saat ini. Fatima bersahabat dengan tetangga apartemennya yang gay, kemudian secara perlahan memangkas jarak strata sosial antara Countess yang bangsawan dan Fatima yang pembantu dari ras dan bangsa yang masih dianggap tidak setara. Karena suatu insiden yang buruk, Fatima juga berkawan dengan Hyppolite Suget yang terperangkap dalam hidupnya dulu dan hidupnya yang sekarang, tanpa bisa bergerak maju. Ia belajar membaca, bahkan memperbaiki penampilan. Fatima yang memiliki ikatan dengan masa lalu kemudian memutuskan untuk melakukan hal yang menyimpang dari tujuan utamanya datang ke Paris. Kemudian ia jatuh cinta.

Banyak hal dalam buku ini diselesaikan baik sengaja maupun tidak melalui keluguan, kebaikan hati dan kesabaran Fatima. Rasa-rasanya kok susah ya, di masa kini, menemukan orang seperti Fatima. Saya sendiri bahkan nggak bisa membayangkan punya sifat seperti itu :D Sabarnya kok ya luar biasa :D Tapi kesabaran itu tidak menjadi hal yang aneh dalam buku ini. Kehidupan Fatima telah menempanya menjadi sosok yang demikian.

Novel ini menggambarkan lokasi setting cerita dengan detail, rasanya seperti datang berkunjung jalan-jalan ke Paris, Djerba, Goutte d'Or, dan ke kastil Countess di pedesaan Branchevieille. Bahkan saya bisa membayangkan duduk ngopi-ngopi di Cafe Jean Valjean di Avenue Victor Hugo, tempat banyak karakter dalam buku ini bertemu dan berinteraksi. Untuk yang suka makanan, buku ini bahkan cukup banyak menceritakan makanan Perancis dan Arab. Lumayan banyak sesi yang sukses membuat saya lapar :D

Buku ini memberikan rasa hangat di hati, rasa bersyukur bahwa masih banyak hal-hal baik bisa kita jumpai dalam kehidupan. Juga rasa optimis bahwa selama kita berusaha, akan selalu ada jalan. Empat bintang untuk buku ini. 


post signature

5 comments:

  1. Nice review mak, jadi pengen beli bukunya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena ini stok lama jadi mungkin agak susah kali ya nyarinya, tapi recommended, semoga dapat ya :)

      Delete
  2. Replies
    1. Kavernya cakep, ceritanya cakep juga mba, recommended ;)

      Delete
  3. ceritanya menarik mantap gan,saya suka,,

    ReplyDelete